Tuesday, March 6, 2007

WAYANG DONGENG

SEKILAS TENTANG WAYANG DONGENG

LANDASAN
Wayang kulit Indonesia yang elok dan menawan dengan segala kompleksitas dan kesahajaannya itu harus dilestarikan. Dalam upaya pelestarian ini, kami berpandangan bahwa ; “ kebudayaan adalah sesuatu yang hidup”. Dengan kinerja yang tulus, kualitas kesenimanan yang tinggi dan kredibel, dikelolah secara profesional, dan tetap menjunjung tinggi kekuatan dan semangat tradisi, Rumah Budaya Pecantingan mencoba menawarkan bentuk baru seni pewayangan melalui pertunjukan yang lebih singkat ( sekitar satu jam). Kami menyebutnya dengan “ Wayang Dongeng”.

SUMBER CERITA
Cerita diambil dari dongeng atau cerita rakyat yang hanya dikenali di beberapa desa bahkan hanya oleh beberapa keluarga. Kebanyakan dari Jawa Timur. Cerita yang dimaksud antara lain adalah Ande Ande Lumut, Kera dan Monyet, Teg uteg ugel ugel. Cerita cerita tersebut pendek namun puitis. Ada nuansa dunia mimpi yang absurd, menyayat bahkan mendayu. Setiap cerita memliki lagu yang sedikit aneh namun merdu.

MUSIK
Dalam pertunjukan wayang dongeng, musik merupakan elemen terpenting selain elemen visual. Komposisi musik ditangani secara profesional oleh Mas Wandi. Adalah sarjana musik dari STKW dan telah melakukan tour ke Belanda, Australia, Asia dan Indonesia. Alat alat yang digunakan selain musik tradisional dan modern, juga diciptakan alat alat musik secara khusus, sehingga mempunyai nuansa estetika yang unik.

BENTUK WAYANG
Yaitu selembar kulit atau kertas tebal yang ditatah dan dilukis sehingga apabila disinari lampu akan nampak bayang bayangnya. Tokoh tokoh yang diciptakan antara lain adalah binatang, kapal, monster, penyanyi dangndut, polisi dan lain lain. Sebelum menggeluti Wayang Dongeng, Anom Surono menyelesaikan sekolah pedalangan dan membuat wayang kulit untuk dalang dalang Jawa Timur dan Jawa Tengah. Beliau sendiri adalah seorang dalang. Karya kolaborasi dengan Jumaadi mengandung sentuhan estetika unik dengan mengadopsi teknik tata sungging wayang kulit dengan bahan selain kulit, juga kertas, mika dan lain lain.

TEMPAT PERTUNJUKAN
Pertunjukan wayang dongeng hanya menggunakan layar kecil yang mudah dikemas, dengan jumlah penonton yang sedikit, sehingga kehangatan antara penyaji dan penonton bisa tercipta. Bahkan bisa menawarkan bentuk interaksi, partisipasi dan kolaborasi antara penyaji dan penonton. Hanya dibutuhkan ruang yang sederhana. Yaitu di ruang tamu, dalam tenda, dihalaman belakang, dikamar dan tempat tempat lain diantara sanak famili dan kerabat.

No comments: